Pemkot Promosikan Batik Khas Samarinda di Rakernas Apeksi XV

Rakernas APEKSI – Stand Pemerintah Kota (PEMKOT)-Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Samarinda pada gelaran Indonesia City Expo (ICE) dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XV Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2022 di kota Padang, Provinsi Sumatera Barat pada 7 sampai 10 Agustus dipenuhi banyak pengunjung yang rela mengantri.

Hal ini mengundang penasaran wali kota Samarinda Dr H Andi Harun yang didampingi ketua Dekranasda Samarinda Hj Rinda Wahyuni Andi Harun untuk melihat langsung konsep yang diusung.

Mengapa Stand Pemkot Dekranasda Samarinda bisa dipenuhi oleh banyak pengunjung? Temukan informasi batik dan jawabannya di bawah ini.

Stand Pemkot Dekranasda Kota Samarinda

Sejak pagi stand Pemkot Dekranasda Samarinda yang ada pada Rakernas APEKSI ini dibuka, ratusan pengunjung hingga beberapa kepala daerah, ketua Dekranasda Kota, penjabat dari berbagai daerah sudah memenuhi stand ini.

Spot foto replikasi Titik Nol. Sumber: ppid.samarindakota.go.id
Spot foto replikasi Titik Nol. Sumber: ppid.samarindakota.go.id

Berasal dari Kota Samarinda yang dikenal sebagai kota Penyanggah dan Jantung dari Ibu Kota Negara Nusantara, stand ini menyajikan konsep replika Titik Nol Ibu Kota Negara Nusantara sekaligus mempersiapkan ornamen pakaian Dayak untuk berfoto yang berhasil menjadi magnet bara pengunjung untuk hadir.

Wali Kota dan Kedua Dekranasda kota samarinda yang meninjau langsung dibuat terpesona ketika melihat sambutan dari para mahasiswa dan stand Pemkot Dekranasda Samarinda.  Mereka turut berfoto bersama di replikasi Titik Nol mengenakan ornamen pakaian dayak.

Tak henti disitu, Walikota Samarinda juga menyambut langsung kunjungan Walikota Tarakan dr Khairul yang datang ke stand tersebut.

Pengunjung lain juga tidak melewatkan kesempatan mereka untuk berfoto pada replikasi Titik Nol tersebut, bahkan mereka rela mengantri untuk berfoto. 

Tak hanya itu para pengunjung juga ikut singgah untuk membeli produk pengrajin yang dipromosikan pada stand tersebut.  

Pada sebuah wawancara Pengrajin sekaligus owner Manika Kaltim di Stand Pemkot Dekranasda Samarinda menyatakan bahwa 5 jam pertama terdapat hampir 2 juta produk kerajinan yang berhasil terjual.

Promosi Batik Khas di stand. sumber: swarakaltim.com
Promosi Batik Khas di stand. sumber: swarakaltim.com

Salah satunya adalah batik tulis khas Samarinda yang memiliki banyak variasi motifnya. Batik khas yang menjadi primadona, mampu menarik perhatian pengunjung untuk beli. Mulai dari motif khas Padang hingga Malang dengan Lekuk Mahakamnya.

Bahkan terdapat pengusaha dari Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang meminta kontak produksi untuk kerjasama jangka panjang.

Hal ini menunjukkan bahwa stand Pemkot Dekranasda Samarinda berhasil dalam mempromosikan Batik Khas Samarinda kepada masyarakat umum.

Selain berhasil mempromosikan Batik Khas Samarinda, pada stand  Pemkot Dekranasda Samarinda juga terdapat gelang gaharu yang paling diminati para pengunjung. Ada juga gelang manik, tas rotan, tas manik, bening atau gendongan bayi yang dipromosikan di stand ini.

Tak kalah dengan produk kerajinan, produk makanan ringan dan minuman herbal dari Dapur Dewi Sari tak luput menjadi favorit para pengunjung. 

Minuman herbal yang dipromosikan seperti teh bajakan super, teh bawang tiwai, teh insulin, jahe kelor dan jahe merah. Sedangkan makanan ringannya seperti ilat sapi, gula gait, keminting, gula aren cair, gula aren pasir dan amplang yang turut diperjualbelikan.

APEKSI

Dibalik keberhasilan Pemkot dan Dekranasda Samarinda dalam mempromosikan daya tarik Kota Samarinda terdapat APEKSI yang menunjang adanya kegiatan tersebut.

APEKSI. Sumber:  static.republika.co.id
APEKSI. Sumber: static.republika.co.id

Apa itu APEKSI? APEKSI atau singkatan dari Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia  atau Association of Indonesia Municipalities (AIM) adalah sebuah organisasi yang dibentuk pada 25 Mei 2000 untuk seluruh pemerintah kota di Indonesia. 

Kota-kota yang menjadi anggota dari APEKSI ini meliputi 98 Kota, dengan 93 kota otonom dan 5 kota administratif DKI Jakarta. Anggotanya antara lain 

  1. Kota Samarinda, 
  2. Kota Malang, 
  3. Kota Palembang, 
  4. Kota Parepare, 
  5. Kota Yogyakarta, 
  6. Kota Surabaya,
  7. Kota Ambon,
  8. Kota Bandung,
  9. Kota Binjai,
  10. Kota Bengkulu,
  11. Kota Cirebon,
  12. Koda Padang Panjang,
  13. Kota Palangka Raya,
  14. Kota Tangerang,
  15. Kora Tidore Kepulauan,
  16. Kota Sukabumi,
  17. Kota Sabang,
  18. Kota Serang,
  19. Kota Sorong,
  20. Kota Pontianak dan masih banyak lagi.

Undang-undang yang mendasari organisasi ini adalah Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Keputusan Presiden No. 49 Tahun 2000 tentang Pembentukan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah mengeluarkan Keputusan No. 16 TAhun 2000 mengenai Panduan Pembentukan Asosiasi Pemerintah Daerah dan Pemilihan Wakil Asosiasi Pemerintah Daerah sebagai Anggota DPOD.

Selain itu disusun pula Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No 16 Tahun 2000 untuk mengembangkan Asosiasi Pemerintah Kota, Asosiasi Pemerintah Kabupaten dan Asosiasi Pemerintah Provinsi yang mandiri dan akan terwakil di DPOD.

Sedangkan tujuan dibentuknya APEKSI  pada Pertemuan Nasional Walikota Seluruh Indonesia di Jakarta adalah menjadi wadah untuk membantu anggotanya mempercepat pelaksanaan otonomi daerah  dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kerjasama antar Pemerintah Daerah.

Keberhasilan rangkaian Rakernas APEKSI dalam membantu Pemkot dan Dekranasda Samarinda ini menunjukkan bahwa organisasi ini sudah sesuai dengan tujuan pembentukannya. 

Bahkan selain Samarinda, APEKSI telah mengambil peran yang besar dalam upaya membantu kota anggotanya sejak organisasi ini dibentuk.  Maka tiap kota anggota memiliki kesempatan untuk mengawali pembentukan asosiasi di tingkat nasional yang benar-benar demokratis otonom.

Tak berhenti disitu, bentuk organisasi dan gagasan mengenai peran dan lingkup kegiatan-kegiatan yang akan diemban APEKSI disusun berdasarkan pengalaman Asosiasi Pemerintah Daerah yang sudah terbentuk dan terbukti sukses di tingkat internasional.

Nah itulah alasan dibalik kesuksesan stand Pemkot Dekranasda Samarinda dalam memperkenalkan otonomi daerah mereka. 

Tinggalkan komentar