Pernah mendengar mengenai kain tenun Gringsing? Yaps, kain tenun yang satu ini merupakan salah satu kain yang akan menjadi souvenir bagi para delegasi yang hadir di KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20. KTT G20 2022 tersebut diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Pulau Dewata Bali.
Meskipun menjadi buah tangan bagi para delegasi yang menghadiri KTT G20, namun apakah Anda tahu apa itu kain Gringsing? Kain Gringsing adalah kain khas Indonesia yang menjadi satu-satunya kain tenun tradisional yang proses pembuatannya memakai teknik dobel ikat.
Kain khas Indonesia ini merupakan gaya busana menarik produk ekonomi kreatif yang berasal dari Desa Wisata Tenganan, Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali. Para pengrajinnya pun juga berasal dari masyarakat sekitar. Jadi secara tidak langsung, pesanan kain untuk G20 ini dapat membantu masyarakat sekitar di Desa Tenganan.

Mengenal Keistimewaan Kain Gringsing
Dijadikan sebagai buah tangan untuk para delegasi KTT G20, tentu saja kain Gringsing ini memiliki berbagai keistimewaan. Apa sajakah keistimewaan yang terdapat pada kain khas Indonesia yang satu ini? Simak penjelasan detailnya di bawah ini.
1. Teknik Penenunan Kain
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, jenis kain tenun yang satu ini merupakan satu-satunya kain yang proses pembuatannya memakai teknik dobel ikat. Bahkan kain cantik ini bisa memakan waktu pembuatan hingga 2 sampai 5 tahun.
Jadi tidak heran jika kain tenun tradisional Indonesia ini memiliki harga yang cukup mahal. Melihat proses pembuatannya yang rumit, jadi wajar saja kain yang satu ini dipatok harga yang mahal.
Teknik dobel ikat atau ikat ganda yang digunakan untuk menenun ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Di dunia saja hanya terdapat 3 negara yang memakai teknik tersebut. Diantaranya adalah Jepang, India, dan Indonesia.
2. Motif dari Kain
Pada zaman dahulu, diyakini bahwa motif dari kain Gringsing ini memiliki sekitar 20 jenis motif. Namun untuk saat ini hanya tinggal beberapa motif saja yang bisa Anda jumpai. Motif-motif tersebut diantaranya sebagai berikut ini:
- Motif Gringsing Isi
- Motif Sanan Empeg
- Motif Cecempakaan
- Motif Lubeng
- Motif Wayang
- Motif Cemplong
- Motif Tuung

3. Warna dari Kain
Pada umumnya, kain tenun yang satu ini memiliki 3 jenis warna. Dimana warna-warna tersebut memiliki keunikan tersendiri. Jenis warna tersebut meliputi hitam, kuning, dan merah. Ketiga warna tersebut biasa disebut dengan istilah “tridatu”.
Untuk masing-masing warna yang digunakan memiliki maknanya tersendiri. Untuk warna hitam memiliki makna air yang memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk di bumi.
Kemudian untuk warna kuning memiliki makna sebagai angin yang terdapat kandungan oksigen untuk kelangsungan hidup manusia. Lalu untuk warna merah memiliki makna api yang memberikan energi dan kehidupan manusia di bumi.
4. Waktu Penenunan
Di dalam proses pembuatan kain tenun tradisional ini ternyata tidak sembarangan. Ada peraturan khusus untuk menentukan waktu penenunan yang tepat. Jadi untuk memilih waktu terbaik menenun bukan melalui kalender yang biasa. Melainkan menggunakan perhitungan penanggalan dari masyarakat Desa Tenganan.
Makna dari Kain
Keistimewaan selanjutnya dari kain Gringsing adalah makna yang dimilikinya. Bukan hanya menghasilkan karya yang indah, namun kain tradisional ini diyakini memiliki daya dan kekuatan tersendiri.
Jadi bukan hanya dijadikan sebagai kain yang menutupi badan saja. Kain tenun ini juga dijadikan sebagai cerminan perjalanan kehidupan bagi masyarakat Tenganan. Biasanya kain ini digunakan pada saat upacara keagamaan maupun upacara adat.
Kain Gringsing Dipilih Jadi Souvenir KTT G20
Beberapa waktu yang lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno memesan kain Gringsing sebanyak 120 pcs. Kain tenun tersebut dipesan sebagai hadiah untuk para delegasi yang hadir pada KTT G20. Nantinya kain-kain tersebut akan diberikan dengan cara dikalungkan ketika hadir pada saat KTT G20.
Untuk rangkaian pertemuan G20 sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 1 Desember 2021. Kemudian untuk puncak acaranya akan dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 16 November 2022 di Nusa Dua, Bali.
Pertemuan G20 kali ini mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger“ dan Indonesia lah yang ditunjuk sebagai ketua tahun 2022. Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Indonesia menjadi ketua G20 tahun ini. Dengan dijadikannya ketua G20, Indonesia juga bisa berkesempatan untuk menunjukkan berbagai budaya yang dimilikinya.

Selain pesanan 120 pcs kain dari Menparekraf, masyarakat sekitar juga mendapat pesanan sebanyak 34 pcs kain pada kesempatan yang sama. Jadi jumlah total pesanan kain yang siap diproduksi adalah sebanyak 154 pcs kain.
Seperti yang telah kita ketahui, pendapatan masyarakat mengalami penurunan selama pandemi covid 19. Tidak terkecuali para pengrajin kain Gringsing tersebut. Mereka mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis, sehingga omsetnya pun juga ikut berkurang.
Oleh sebab itu, dengan dipesannya kain tersebut oleh Menparekraf diharapkan dapat membantu pengrajin mendapatkan pendapatannya kembali. Selain itu juga untuk memperkenalkan kepada dunia luar bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang indah.
Saat ini, kain Gringsing sudah mendapatkan klaim sebagai warisan budaya oleh Kemendikbud Ristek. Namun tidak hanya berhenti disitu saja, pihak Kemenparekraf akan mendaftarkannya ke UNESCO. Pihak Kemenkraf sedang mengupayakan kain Gringsing ini untuk segera dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Itulah tadi informasi seputar kain Gringsing yang siap memeriahkan acara KTT G20 di Bali. Untuk berbagai informasi menarik seputar kain khas Indonesia, seperti batik misalnya, Anda bisa mengunjungi website kami. Terdapat informasi menarik mengenai motif batik dan lain sebagainya. Semoga informasi yang kami sampaikan bermanfaat.