Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman tradisi dan budaya. Dari keanekaragaman tersebut terdapat salah satu kain tradisional yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda yaitu, kain tradisional Sasirangan.
Mungkin sebagian dari Anda masih belum terlalu familiar dengan kain tradisional Sasirangan Banjar. Tetapi, ketika Anda mengetahuinya, ada keunikan dan hal yang menarik dari kain tradisional ini. Pasalnya, kain ini kerap digunakan untuk berbagai keperluan tertentu seperti pengobatan dan perlindungan dari roh-roh jahat.

Penasaran dengan kain tradisional yang satu ini? Simak ulasannya mengenai kain Sasirangan, kain tradisional warisan Indonesia, berikut!
Sekilas Tentang Kain Sasirangan dan Asalnya
Kain tradisional ini berasal dari daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk kata Sasirangan berasal dari kata “Sirang atau Menyirang” yang dalam bahasa Banjar memiliki arti menjelujur atau teknik menjahit menggunakan tangan.
Jenis kain tradisional ini juga merupakan sejenis batik sandang yang biasanya disebut dengan istilah kain calapan (celupan). Kain seperti ini dibuat dengan dekorasi motif tradisional dan warna khas Kalimantan Selatan. Tampilan dari kain tradisional ini tidak jauh berbeda dengan batik Samarinda.
Sedangkan untuk cara pembuatannya sama dengan arti dari namanya. Kain Sasirangan Banjarmasin dibuat dengan dijahit terlebih dahulu dengan menggunakan teknik jelujur. Benang jahitan selanjutnya ditarik hingga kain menjadi mengerut.
Setelahnya, kain diberi warna pada jahitannya. Tambahan warna ini akan menghasilkan tampilan motif yang indah dan unik.

Untuk pemakain, kain khas Banjar ini biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan dan disesuaikan dengan motif dari kain tradisional ini. Pada setiap motif terdapat perbedaan dalam penggunaanya seperti ada yang khusus untuk acara adat saja.
Sejarah Kain Sasirangan
Dalam sejarah kain tradisional Sasirangan, kain ini merupakan budaya dari masyarakat Banjar yang sudah dimulai sejak zaman Kerajaan Negara Dipa yaitu, sekitar abad ke-12 hingga abad ke-14. Awalnya, kain tradisional ini dikenal dengan kain Langgundi yaitu, kain tenun berwarna kuning.
Nama kain Langgundi berawal dari perjanjian pernikahan antara Raja Patih Lambung Mangkurat dengan seorang wanita bernama Putri Junjung Buih.
Pada perjanjian tersebut, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi Raja salah satunya adalah membuat sehelai kain berwarna kuning dalam waktu sehari. Singkat cerita Raja pun dapat memenuhi persyaratan tersebut dan berhasil melangsungkan pernikahan.
Pada perkembangan selanjutnya hingga sampai saat ini kain Langgundi sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Banjar. Cara pembuatan kainnya yang dilakukan dengan teknik jelujur, sehingga kemudian lebih dikenal dengan nama kain Sasirangan.
Ciri Khas Kain Sasirangan Banjar
Terdapat beberapa ciri khas yang menjadi keunikan kain khas Banjar ini. Salah satu ciri tersebut adalah variasi motif yang ada serta adanya kekuatan magis yang dipercayai oleh masyarakat Banjar pada kain tradisional ini.
Untuk motif, kain tradisional ini memiliki bentuk motif yang cukup terkenal dan bisa dikatakan menjadi ciri khas dari kain tradisional ini. Bentuk dari setiap motifnya lebih banyak diadaptasi dari budaya masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Banjar.
Sedangkan untuk kekuatan magis yang dimiliki dan dipercayai, masyarakat Banjar mendasarinya dari nilai historis kekhasan kain ini. Dulu, kain ini digunakan dan dimanfaatkan untuk pengobatan khusus serta mengusir roh-roh jahat dan melindungi diri pemakai dari gangguan makhluk halus.

Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi kain ini pun mulai bergeser dan berubah. Kini, kain khas Banjar memiliki tiga fungsi.
Beberapa fungsi tersebut adalah sebagai kain ritual, kain tradisional, dan kain modern. Adanya beragam fungsi ini membuat siapa saja bisa menggunakan kain ini sesuai dengan kebutuhan. Terutama, untuk Anda yang ingin menggunakannya sebagai pakaian penunjang penampilan.
Jenis Motif Kain Sasirangan Banjar
Ada beberapa jenis motif kain khas Banjar yang cukup terkenal, terutama dengan tampilan yang unik dan berbeda dari kain tradisional lainnya. Beberapa motif tersebut diantaranya adalah:
1. Motif Bayam Raja
Kain Sasirangan dengan motif Bayam Raja dibuat khusus bagi mereka yang memiliki kehormatan atau dianggap memiliki martabat yang lebih tinggi. Hal ini dapat terlihat dengan jelas dari motifnya yang mengandung makna leluhur yang bermartabat dan dihormati.
Bentuk motif Bayam Raja terbentuk dari garis yang melengkung patah-patah dan disusun secara vertikal. Susunan seperti ini dijadikan sebagai pembatas antara bentuk motif utama dengan motif-motif lainnya.
2. Motif Tampuk Manggis
Bentuk dari motif kain Sasirangan ini terinspirasi dari buah manggis. Menurut masyarakat Banjar, buah manggis memiliki makna yang melambangkan kejujuran. Hal ini didasari oleh isi buah manggis yang selalu sama dengan apa yang diperlihatkan dari tampuk buahnya.
Keunikan dari motif Tampuk Manggis ini terlihat dari perpaduan warna yang digunakan pada kain tradisional ini. Warna dan motif kain ini saling berpadu dalam menciptakan tampilan kain yang cantik dan indah.

3. Motif Kangkung Kaombakan
Seperti nama dari motif kain Sasirangan ini, bentuk motifnya juga terinspirasi dari tumbuhan kangkung. Tanaman kangkung sendiri merupakan tanaman yang banyak tumbuh di sungai Kalimantan Selatan. Uniknya adalah kangkung bisa menjalar dan bertahan hidup meski diterjang ombak sungai.
Dari hal tersebut makna yang terkandung pada motif Kangkung Kaombakan adalah tahan terhadap ujian dan cobaan hidup yang sedang dialami. Layaknya ombak seperti sebuah masalah yang selalu menerjang, tetapi selalu tetap sabar dalam menjalani.
4. Motif Iris Pudak
Iris Pudak adalah sebutan untuk tanaman pandan oleh masyarakat Banjar. Manfaat dari tanaman pandan tentunya digunakan sebagai pewangi dan pewarna alami pada sebuah makanan. Tanaman ini banyak ditanam oleh masyarakat Banjar di sekitar halaman rumah.
Kebiasan tersebut membuat Iris Pudak dijadikan sebagai motif kain Sasirangan terbaru. Motifnya yang dibuat dengan perpaduan garis dan warna hijau membuat tampilannya terlihat indah dan menarik. Sedangkan untuk makna dari motif ini adalah bahwa manusia harus bisa bermanfaat untuk sesamanya.

Selain beberapa poin di atas, masih ada cukup banyak jenis kain Sasirangan lainnya. Beberapa motif di atas hanya beberapa diantaranya yang tergolong populer di kalangan masyarakat.
Itulah beberapa informasi tentang kain Sasirangan yang merupakan salah satu kain tradisional warisan Indonesia. Kain tradisional ini juga memiliki hal yang unik dan menarik seperti terdapat banyak motif dan kekuatan magis. Semoga bisa bermanfaat!