Pada tahun 2021 lalu, tepatnya di bulan Desember Indonesia dihebohkan dengan UNESCO yang resmi menetapkan songket Malaysia sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau Intangible Cultural Heritage. Sontak ini membuat masyarakat Indonesia protes, karena yakin bahwa kain songket ialah warisan budaya dari Indonesia. Lantas, benarkah kain iniberasal dari Indonesia? Simak selengkapnya hanya di artikel ini.
Apa itu Kain Songket?
Mungkin beberapa dari pembaca sekalian ada yang belum mengetahui apa itu kain songket. Menurut wikipedia, kain songket ialah salah satu jenis kain tenun tradisional Indonesia yang berasal dari dataran Sumatera Selatan, tepatnya di Palembang. Biasanya songket ini memakai benang premium yaitu perak dan emas, sehingga menimbulkan kilauan yang memanjakan mata.
Adapun kain yang biasa digunakan untuk bahan dasar songket juga bukan sembarangan. Setidaknya kain sekelas sutra, katun dan juga katun sutra sudah menjadi bahan baku yang tidak asing lagi bagi kain ini.

Kerajinan kain tenun khas Palembang ini bisa dibilang merupakan kain kualitas terbaik, sampai-sampai kain ini dijuluki dengan ‘Ratu Segala Kain’. Adapun harga kain songket sudah bisa tertebak, melihat dari bahan dasarnya. Untuk kain songket dengan motif juga benang tertentu harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Sejarah Singkat
Berbicara mengenai sejarah, maka tidak bisa lepas dari arkeolog. Studi arkeolog terbaru, yakni di bulan Desember tahun 2021 menemukan fakta menarik. Ternyata sejak abad kesembilan Masehi songket telah lama dikenakan oleh masyarakat Sumatera Selatan, yang pada saat itu dalam masa takhta kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Arca-arca di situs Bumiayu Sumatera Selatan menjadi saksi bisu bahwa songket telah lama ada di semenanjung Sumatera. Tertera pada arca tersebut pakaian bermotif songket dikenakan oleh orang-orang pada zaman itu. Namun ternyata di Singapura, Brunei dan juga Malaysia juga terdapat songket yang tidak jauh berbeda. Terutama Malaysia, karena pernah menjadi bagian satu dengan Sumatera.
Pada saat itu, Kepulauan Riau tepatnya Bintan pernah menjadi pusat Kerajaan Johor Malaysia. Meski pada akhirnya Perjanjian London membuat tanah semenanjung tersebut terpisah. Pada tahun 1824 Masehi, tanah jajahan atas Inggris dipisah yang nantinya menjadi cikal bakal negara Malaysia. Dan tanah yang dijajah Belanda menjadi negara Indonesia.
Oleh karena itu, tidak heran bila banyak sekali kesamaan budaya antara negeri Indonesia dengan negeri tetangga yakni Malaysia, salah satunya tentang kain songket ini.
Kegunaan Kain Songket
Karena kain songket adalah busana spesial yang dijahit menggunakan benang emas dan perak, maka penggunaan kain ini juga tidak sembarangan. Pada umumnya kain ini digunakan saat ada acara pernikahan. Yang pastinya kedua calon mempelai mengenakan busana pengantin berbahan kain songket yang berkilau, dibalut dengan riasan yang sangat menawan.

Keluarga dari kedua mempelai juga mengenakan busana dengan bahan kain songket dan riasan yang mempesona, namun tidak seramai riasan milik calon pengantin. Tidak hanya itu, bahkan para tamu undangan terkhusus orang-orang penting dan pembesar-pembesar yang ada di daerah tersebut juga menggunakan kain indah ini sebagai penghormatan kepada keluarga mempelai.
Selain untuk pesta pernikahan, kain khas ini juga digunakan para penari gending sriwijaya saat hendak menyambut tamu kehormatan. Kain ini memiliki karakteristik yang motifnya dapat berubah-ubah tersebab gabungan beberapa kombinasi motif yang menghasilkan aneka gugusan gambar yang semakin membuat menawan.
Namun secara umum, kain songket digunakan sebagai pakaian adat masyarakat Sumatera khususnya Palembang seperti upacara cukur bayi, upacara perkawinan dan masih abnayk lagi.
Berbagai Jenis dan Motif
Ada banyak jenis dan juga motif yang ada pada kain songket. Jenis-jenis ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan bahan bakunya, motif dan warna benang yang dipakai. Mari menyimak.
1. Songket Tawur
Seperti namanya, songket tawur mempunyai motif yang berbentuk kecil dan cenderung menyebar. Untuk jenis songket ini, motif bunga dan bintang menjadi motif yang laris dan banyak digunakan. Menurut motif dan kualitas benang, ada tiga jenis songket tawur yaitu Lintang, Nampan Perak dan Tampak Magis.
2. Songket Lepus
Lepus memiliki arti menutupi. Maksudnya songket Lepus ini adalah jenis songket yang motif anyaman dari benang dan emasnya hampir saja menutupi songket ini. Songket ini merupakan songket tertua yang ada di Palembang. Songket jenis ini juga punya tiga jenis sesuai motif dan kualitas benangnya, yaitu Lepus Berantai, Lepus Berekam dan Lepus Penuh.
3. Songket Tretes
BIsa dibilang ini jenis songket yang cukup simpel dari yang lain. Karena bagian tengah songket ini sama sekali polos alias tidak ada motif dan polanya. Adapun salah satu contohnya ialah songket Tretes Mender, karena polanya hanya ada di pinggir.
4. Songket Bungo Pacik
Benang kapas putih mendominasi songket satu ini, sehingga benang emasnya tak kelihatan secara jelas, hanya terlihat sedikit saja. Hal ini memang sengaja agar kesan sederhana senantiasa melekat.
Mengapa Kain Songket Diklaim dari Malaysia?

Setelah membaca beberapa penjelasan diatas, semestinya Anda sudah bisa menangkap bahwa kain songket sebenarnya milik kebudayaan Indonesia, jelas dari mulai adanya kain khas ini di Palembang sejak abad 9 Masehi. Lantas mengapa Malaysia bisa dan berani mengklaim kain ini miliknya?
Jawabannya sebenarnya juga sudah tertera diatas, bahwa ternyata kain songket juga dahulu menjadi budaya beberapa negara Asia Tenggara diantaranya Brunei, Singapura juga Malaysia, disisi memang saat itu masih menjadi satu semenanjung. Namun ketika dipisah, maka masyarakat yang ada disana juga terpisah yang menyebabkan budayanya masih terbawa.
Itu penyebab pertama. Penyebab kedua, barangkali memang banyak penduduk Malaysia yang merupakan imigran atau pendatang dari Indonesia terutama dari Minang, Melayu sehingga mau tidak mau budaya masih melekat di dalam dirinya.
Terlepas dari itu semua, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sudah selayaknya menjaga dan melestarikan kekayaan Indonesia, termasuk kain khas Indonesia ini, agar senantiasa ada dan terjaga. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa.