Hampir semua daerah yang ada di Indonesia memiliki beragam karya yang menciri khaskan suku daerahnya masing-masing. Salah satu karya yang dibanggakanya yaitu kain tenun. Kain ini merupakan karya yang dibuat langsung oleh pengrajin lokal dengan teknik yang tidak mudah. Pada artikel kali ini, Anda akan dimanjakan dengan tampilan berbagai kain tenun yang tersebar di wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti batik, kain tenun merupakan kain khas Indonesia yang memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Hal tersebut ditunjukkan melalui beragam motif dan pola yang dibuat langsung oleh para pengrajin tenun yang ada di Indonesia. Motif-motif ini berisi pesan yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan nilai spiritual pada masyarakat yang berada di daerah tersebut.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kain tenun memiliki karakter tersendiri yang dapat dibedakan dari kain-kain tradisional lainnya. Tidak hanya dilihat dari karakter dan corak dan motif yang beragam, dibalik itu semua, setiap tenun memiliki makna dan pesan mendalam yang ingin disampaikan kepada khalayak. Untuk mengenal lebih jauh mengenai macam-macam dan daerah asal kain tersebut, simak pembahasannya berikut ini.
Macam-macam Kain Tenun Yang Tersebar di Wilayah Indonesia
Masing-masing daerah memiliki model kain tenunnya sendiri. Mulai dari Sabang hingga Merauke, kerajinan menenun ini terus dilestarikan agar masyarakat lokal maupun mancanegara dapat mengapresiasi keindahan budaya satu ini.
1. Mengenal Kain Tenun NTT
Awal mula kerajinan menenun muncul dikalangan masyarakat NTT (Nusa Tenggara Timur) diperkirakan terjadi sejak 3.500 tahun yang lalu, yaitu ketika kejayaan kerajaan yang berdiri di tanah NTT. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan menenun menjadi salah satu kegiatan yang ditekuni oleh kebanyakan masyarakat yang ada di daerah ini.
Kerajinan menenun yang berasal dari NTT memiliki motif yang sangat beragam. Setidaknya ada tiga motif yang dikenal, diantaranya adalah Tenun Ikat, Tenun Buna, dan Tenun Lotis. Motif-motif ini biasanya mencirikan suku atau daerah asal tenun tersebut dibuat.
2. Kain Tenun Lurik
Kain tenun lurik ini sudah lama tersebar di beberapa daerah yang ada di pulau Jawa, misalnya seperti Yogyakarta, Klaten, dan Solo. Menurut pemaparan yang ada di dalam buku berjudul Kain Tenun karya Martono, lurik sendiri merupakan istilah yang berasal dari Jawa kuno yaitu artinya baris, deret, garis atau jalur. Selain itu, pendapat lain mengartikan kata “rik” artinya garis atau parit yang mengandung makna sebagai pelindung bagi pemakainya.
Setidaknya ada tiga corak dari kain lurik yaitu corak lajuran, pakan malang, dan cacahan. Meskipun model coraknya hanya berupa kotak-kotak dan garis-garis, ketiga corak tersebut mengandung makna yang berasal dari tradisi adat dan kepercayaan masyarakat lokal Jawa.
3. Kain Tenun Jepara
Kota Jepara memang terkenal dengan kerajinan tenunnya. Salah satu jenis kain yang terkenal adalah tenun Troso. Karakteristik dari kain ini dapat dilihat dari motifnya. Meski berasal dari daerah, tetapi pengrajin tenun Troso tidak melulu membuat motif yang bernuansa klasik. Tidak jarang para pengrajin juga berinovasi membuat motif yang lebih modern.
Beberapa jenis motif yang terdapat pada tenun Troso adalah motif bunga mawar, motif bambu, motif cempaka, motif lilin, dan motif rantai. Disebabkan dari kepopuleran akan kain ini, beberapa tahun yang lalu para pengrajin juga pernah membuat motif kain tenun dari mantan Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan juga mantan Presiden Amerika Serikat yaitu Barack Obama.
4. Kain Tenun Sasak
Tenun Sasak merupakan kerajinan yang berasal dari suku Sasak yang ada di Lombok. Setelah masuknya agama Islam ke wilayah Lombok, motif-motif yang mendominasi pada kain tenun sasak antara lain adalah motif tumbuh-tumbuhan, misalnya seperti pohon rebung, pohon hayat, dan bunga bersusun delapan yang menyerupai bintang.
Para pengrajin di suku Sasak memilih untuk mempertahankan alat yang serba tradisional, mulai dari alat pemintal benang hingga alat untuk menenun. Tipe kain Sasak ini memiliki tekstur yang cukup tebal dan tidak mudah kusut, serta warna kainnya pun tidak mudah luntur. Sebanding dengan kualitas yang baik ini, pengerjaannya pun memakan waktu yang tidak sebentar. Pengrajin membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu untuk menyelesaikan sehelai kain dengan ukuran 60 x 200 cm.
5. Mengenal Karakteistik Kerajinan Tenun Ulos
Beralih ke pulau Sumatera, masyarakat asal suku Batak memang dikenal sebagai pengrajin tenun Ulos. Ulos mempunyai arti yaitu menghangatkan badan. Ciri-ciri dari kain ini adalah warna merah, hitam, dan putih yang mendominasi keseluruhan kain, disertai dengan hiasan anyaman benang emas atau perak.
Jenis-jenis kain Ulos diantaranya adalah ragi hidup, ragih otang, dan sibolang yang pada umumnya digunakan sebagai selendang. Jenis kain Ulos lainnya yang biasa diberikan orang tua kepada anaknya adalah ulos sadum angkola. Makna kain tersebut adalah harapan agar mendatangkan kegembiraan bagi keluarga.
Bangsa Indonesia telah dikaruniai ragam budaya beserta peninggalan-peninggalan kerajinan yang sangat berharga. Keindahan dari ragam tenun ini pun perlu dilestarikan agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang bangga akan kerajinan milik anak bangsa ini. Kain tenun bukan hanya merupakan pelengkap busana, tetapi juga sebuah warisan para leluhur bagi penerusnya.
Demikianlah tadi ulasan singkat mengenai beragam kerajinan tenun yang tersebar di wilayah Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan terkini mengenai busana tradisional lainnya, silahkan berkunjung ke website kami. Website Batik Khas Daerah menyediakan berbagai informasi terkait busana tradisional Indonesia serta melayani pemesanan kain batik dengan kualitas yang dapat dipercaya.