Kekayaan di Indonesia ternyata tidak hanya dari segi alamnya, namun juga dari segi suku dan budayanya. Suku yang beragam membuat budaya di Indonesia juga beragam, menyebabkan banyak pakaian adat yang beraneka macam. Bila suku Jawa terkenal dengan kain batik dan luriknya, maka suku Batak di Sumatera terkenal dengan kain ulosnya.
Mungkin masih banyak diantara pembaca yang belum mengetahui apa itu kain ulos yang mempunyai ciri khas. Maka dari itu mari kita bahas bersama-sama, apa, bagaimana sejarahnya, proses pembuatannya, berbagai jenis serta motifnya sampai bagaimana aturan pakai. Simak artikel ini sampai selesai.
Apa itu Kain Ulos?
Kain ulos merupakan salah satu busana tradisional yang khas dari Indonesia, khususnya suku Batak yang ada di Sumatera Utara. Secara bahasa sendiri ulos bermakna kain. Kain ulos dibuat dengan tetap menjaga adat dan tradisionalitas, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.

Adapun warna dasar yang ditawarkan ulos ada tiga, yakni hitam, merah juga putih. Awalnya ulos hanya berupa selendang dan sarung yang dipakai ketika acara sakral adat batak, namun saat ini ulos sudah bermetamorfosis menjadi produk souvenir yang unik dan beragam seperti dompet, tas, pakaian, sarung bantal, dasi, alas meja dan sebagainya.
Sejarah dan Filosofi
Ulos sebagai kain khas Indonesia telah digunakan sejak zaman dahulu oleh masyarakat batak. Kaum wanita biasanya memakai kebaya dengan ulos sebagai roknya. Sedang kaum lelaki asli batak dengan gagah mengenakan jas yang diselimuti diseluruh tubuhnya kain ulos. Ada juga yang menyampirkan ulos sebagaimana selendang pada umumnya.
Kain tradisional satu ini menyimpan filosofi serta makna mendalam yang erat kaitannya dengan masyarakat sekitar, yakni suku Batak. Ada tiga hal yang diyakini masyarakat Batak sebagai sumber kehidupan manusia, yaitu darah, nafas dan kehangatan. Dan kehangatan ini bersumber dari tiga hal yaitu matahari, api dan ulos.
Karena itulah masyarakat batak dari nenek moyangnya hingga saat ini meyakini bahwa ulos memiliki peranan penting dalam memberikan kehangatan, yang merupakan sumber kehidupan manusia. Terlebih karena kedua aspek lainnya yaitu matahari dan api tidak sesimpel ulos yang dapat dibawa kemana-mana.
Aturan Pakai Kain Ulos
Karena kain ulos batak ini mempunyai makna filosofi yang dalam dan sangat disucikan oleh masyarakat Batak, maka penggunaan kain ini tidak boleh sembarangan. Ada beberapa aturan yang harus diikuti apabila hendak mengenakan kain satu ini.
Hal pertama yang menjadi aturan kain ulos ialah bahwa kain ini hanya bisa diberikan dari orang yang lebih tua kepada kerabat yang lebih muda, semisal orangtua ke anak. Yang kedua, ulos yang diberikan ialah yang sesuai dengan jenis dan peruntukannya. Misalnya saja ulos yang diberikan menantu laki haruslah Ulos Ragi Hotang.
Mengenai penggunaan, ada juga peraturan yang wajib diikuti seperti ada ulos yang hanya boleh dipakai sebagai baju atau sarung seperti Ulos Sibolang, Runjat. Ada pula ulos yang khusus dipakai untuk selendang bahu seperti Ulos Sumbat, Sirara. Bahkan ada pula ulos yang khusus untuk ikat kepala seperti Padang Rusa, Tumtuman dan sebagainya.
Proses Pembuatan Kain Ulos
Adapun proses pembuatan kain ulos dilakukan dengan tetap menjaga sisi tradisionalnya, yaitu dengan cara menenun. Dan uniknya kain ini ditenun oleh para wanita, yang memang diyakini masyarakat setempat bahwa proses menenun erat kaitannya dengan merawat keluarga, anak dan juga masyarakat yang semuanya merupakan tugas wanita.
Kurang lebih satu bulan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kain ulos. Hal ini disebabkan proses pembuatan yang hanya dilakukan wanita ketika senggang dari pekerjaan rumahnya.
Semua bahan baku kain ulos merupakan bahan-bahan alami yang dijaga kelestariannya. Bahan baku kain ulos ialah benang kapas yang diberi warna dengan cara direndam dengan pewarna alami dari tanaman. Tanaman indigo akan menghasilkan warna biru, mengkudu dan kayu secang menghasilkan warna merah, kunyit dijadikan warna kuning, lalu gabungan dari mengkudu dan indigo hasilkan warna hitam yang sangat pekat.
Tersebab proses pembuatan kain ini yang memakan waktu tidak sebentar membuat kain ini sangat khas dan unik. Sehingga para wisatawan cenderung penasaran dan ingin mempunyai kain ulos ini. Bagi Anda yang menginginkan kain ini, Anda masih bisa menemukan kain ini di pesisir laut Danau Toba, Silalahi, Tongging dan Paropo.
Untuk sekarang proses pembuatan kain ini sudah agak modern, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin. Mengenai warna, banyak penenun yang menggunakan warna buatan untuk menenun kain ulos karena dapat mematok harga yang lebih terjangkau. Begitu pula dengan benang yang dipakai menggunakan benang yang sudah jadi agar lebih hemat biaya.
Berbagai Jenis dan Motif Kain Ulos
Ada banyak sekali jenis juga motif kain ulos yang tersebar di daratan Sumatera Utara. Disini kami akan memberikan beberapa jenis dan motif saja, semoga bermanfaat.
1. Ulos Sibolang

Ulos sibolang ini boleh dibilang ulos andalan di suku Batak. Jenis ulos satu ini banyak digunakan oleh masyarakat sekitar. Memiliki warna biru kalem dengan bola mata panah menyala, ulos ini biasa dipakai sebagai selendang atau sarung. Meski juga ulos satu ini identik dengan duka cita, karena biasa digunakan untuk seorang yang ditinggal mati pasangannya.
2. Kain Ulos Ragi Hotang

Ulos ragi hotang biasa diberikan kepada pengantin yang sedang berpesta adat. Memiliki ciri tepi lebar dan berjumbai dengan rotan berbintik-bintik, kain ulos jenis ini merupakan simbol dari kasih sayang. Dengan melilitkan ulos ini ke bahu kedua insan harapannya pernikahan tersebut akan bertahan lama, setia sampai maut memisahkan mereka berdua.
3. Ulos Ragidup

Berikutnya ada ulos ragidup. Ulos satu ini merupakan lambang kebahagiaan. Karenanya siapa saja yang memakainya diharapkan akan dapat terus bahagia. Setidaknya akan ada tiga bagian pada ulos jenis ini, yaitu dua sisi yang ditenun di waktu yang bersamaan dan satu bagian akhir yang ditenun dengan motif lebih rumit.
4. Ulos Mangiring

Ulos jenis ini digunakan khusus sebagai selendang. Anak cucu yang baru lahir biasanya diberi ulos jenis ini, dengan tujuan sebagai simbol besarnya keinginan anak untuk terus bertumbuh, harapannya agar anak tersebut segera diiringi anak-anak lainnya.
5. Ulos Ragi Harangan dan Ragi Pakko

Merupakan ulos yang terkenal pada zaman dahulu terutama pada keluarga yang kaya raya. Biasanya dipakai untuk menyelimuti keluarga kaya dan untuk mengkafaninya ketika mereka sudah meninggal dunia. Adapun cara mengkafaninya dengan cara dibentangkan kepada jasadnya.
Akhir kata, demikianlah pembahasan singkat mengenai kain ulos, sejarah, filosofi sampai jenis serta motifnya. Pada akhirnya, Indonesia merupakan tanah dengan sejuta budaya yang penuh warna. Marilah kita buka cakrawala dan perbanyak menambah wawasan dengan membaca, agar lebih mengenal budaya-budaya lainnya. Semoga bermanfaat, sampai jumpa.