Pakaian batik merupakan salah satu pilihan busana yang biasanya dipakai ketika menghadiri acara formal atau semi-formal. Selain itu, batik juga sering dijadikan sebagai salah satu pakaian seragam bagi guru-siswa di sekolah dan karyawan kantoran. Warna dan motifnya yang unik dan bervariasi memberikan ciri khas tersendiri bagi pemakainya. Namun, tahukah Anda bahwa selain menggunakan pewarna buatan, pembuatan batik juga bisa menggunakan pewarna alami batik?
Konon di abad ke-18, masyarakat di Nusantara sudah memanfaatkan beberapa tumbuhan yang nantinya diolah menjadi pewarna kain batik. Pasalnya, terdapat bukti-bukti yang bisa Anda lihat di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia, Bogor, Jawa Barat. Di museum tersebut, Anda bisa menemukan etalase khusus yang menyimpan bahan-bahan alami untuk dipergunakan sebagai pewarna batik di jaman dahulu.

Meskipun memiliki kualitas yang berbeda dengan pewarna zat kimia, namun pewarna alami yang berasal dari tumbuhan ini diklaim bisa lebih awet dan juga minim resiko iritasi pada kulit. Pewarna alami batik biasanya diolah dari ekstrak tumbuh-tumbuhan mulai dari akar, batang, daun, bunga, hingga buahnya. Dari bahan-bahan tersebut bisa menghasilkan warna yang bervariasi meskipun tidak selengkap zat pewarna kimia.
Pewarna Alami Batik Dari Tumbuhan
Sebelum zat pewarna buatan hadir, para pengrajin kain batik biasanya menggunakan pewarna alami yang mereka produksi sendiri. Meski membutuhkan proses yang lebih lama, namun kain batik dengan pewarna alami memiliki banyak keunggulan. Berikut adalah beberapa jenis tumbuhan yang bisa digunakan sebagai pewarna kain batik dan juga pewarna alami tekstil.
1. Buah Kunyit

Kunyit terkenal dengan warna kuningnya yang khas. Dalam hal memasak, kunyit biasa digunakan sebagai pewarna makanan alami yang digunakan untuk beberapa masakan seperti nasi kuning atau opor. Akan tetapi, kunyit juga bisa diolah menjadi pewarna alami batik.
Warna kuning dari kunyit ini juga bisa dicampur dengan tumbuhan atau tanaman lainnya untuk menghasilkan variasi warna. Misalnya jika dicampurkan dengan buah jeruk dan buah jarak, campuran ini akan menghasilkan warna hijau tua. Sedangkan apabila dicampur dengan tanaman nila, maka akan menghasilkan warna hijau yang lebih muda.
2. Buah Pinang Tua

Selain kunyit, Anda bisa memanfaatkan biji buah pinang yang sudah tua untuk diolah menjadi pewarna alami. Konon masyarakat Papua sudah memanfaatkan biji dari buah pinang ini untuk dijadikan pewarna alami yang nantinya akan dipakai sebagai pewarna kain batik Papua. Warna yang dihasilkan dari biji buah pinang tua adalah coklat kemerah-merahan dan hitam.
3. Buah Mengkudu

Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, buah yang disebut dengan nama pace dalam bahasa Jawa ini juga bisa diolah menjadi pewarna kain alami. Akar dari tanaman mengkudu bisa diolah dan menghasilkan warna merah kecoklatan.
4. Daun Nila

Telah disebutkan diatas bahwa daun nila dapat menjadi bahan pewarna alami. Percampuran antara daun nila dengan air kapur akan menghasilkan warna biru. Keunggulan dari daun nila sebagai pewarna alami ia memiliki ketahanan yang lebih kuat daripada jenis pewarna lainnya, sehingga warnanya tidak akan mudah pudar.
5. Buah Manggis

Satu lagi buah yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Bagian kulit pada buah manggis memiliki zat tanin yang bisa menghasilkan warna merah, ungu, dan biru. Untuk mengolahnya menjadi pewarna batik, cukup tumbuk kulit buah manggis, lalu rendam pada larutan etanol.
6. Jambu Biji

Siapa yang tidak kenal dengan buah satu ini? Ya, buah jambu biji termasuk jenis buah yang mudah untuk didapatkan. Daun dari buah jambu biji ternyata bisa dimanfaatkan menjadi pewarna alami. Konon terdapat zat senyawa yang mudah diserap oleh kain sehingga cocok untuk dijadikan pewarna kain batik. Warna yang dihasilkan dari daun jambu biji adalah warna kuning dan warna kecoklatan.
Proses Pembuatan Pewarna Alami Batik
Seperti yang sudah diketahui bahwa pengrajin batik jaman dahulu memanfaatkan beragam tumbuhan untuk diambil zat warnanya. Namun, perlu diingat bahwa masing-masing tumbuhan memiliki cara yang berbeda dalam proses pengerjaannya.
Proses Bejana
Cara pertama untuk menghasilkan warna yang alami adalah dengan merebus bahan-bahan yang akan dijadikan zat warna. Anda perlu menyesuaikan berat bahan yang akan direbut sehingga jumlah larutan yang dihasilkan bisa cukup untuk jadi bahan pencelup kain. Proses bejana cocok untuk jenis bahan dari kulit kayu seperti secang, jambal, dan masih banyak lagi.
Proses Direct
Proses yang satu ini terbilang simpel. Proses direct artinya tumbuhan penghasil zat warna bisa langsung ditumbuk atau diblender untuk diambil air atau sarinya. Misalnya, untuk mendapatkan warna kuning dari kunyit, maka Anda memerlukan kurang lebih 1kg yang ditumbuk atau diblender, lalu hasil tumbukan tersebut dicampur dengan air secukupnya. Terakhir, Anda bisa menyaring campuran air kunyit tersebut untuk memisahkannya dari ampas kunyit. Untuk menghasilkan warna yang lebih pekat, akan lebih baik jika air kunyit tadi direbus kembali. Hal ini dilakukan agar menghasilkan warna yang lebih maksimal.
Proses Fermentasi
Untuk menghasilkan zat warna dari bahan-bahan alami, Anda juga bisa menggunakan proses pembusukan atau fermentasi yang mana bahan-bahan yang sudah tersedia (daun atau kayu) dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air.
Proses pembuatan batik yang bagus tentunya tidak mudah. Dibutuhkan bahan-bahan berkualitas agar pakaian yang dihasilkan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Apalagi jika bahan tersebut digunakan untuk membuat seragam batik. Selain bahan yang berkualitas, Anda juga perlu mencari tempat konveksi yang memiliki kualitas baik dan terpercaya.

Apabila Anda sedang mencari konveksi seragam batik yang terpercaya dan berkualitas, Batik Khas Daerah bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Selain memproduksi kain batik dengan motif yang khas dan berkualitas, Anda juga bisa berkonsultasi terkait model seragam yang akan dibuat tanpa dipungut biaya.
Satu pemikiran pada “6 Tumbuhan Ini Bisa Dijadikan Pewarna Alami Batik!”