Mengenal Berbagai Suku di Papua yang Memiliki Kebiasaan Unik

Seperti yang kita semua tahu, bahwa Papua adalah salah satu provinsi yang terletak diujung timur Indonesia. Papua sendiri juga terkenal dengan tradisi kesukuannya yang masih sangat kental. Dan apakah kalian tahu bahwa di Papua setidaknya ada 255 suku di dalamnya? Jika belum mari kita mengenal berbagai suku di Papua bersama-sama.

Sebelum membahas suku di Papua, ternyata nama Papua sendiri adalah nama yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto. Dimana sebutan sebelumnya adalah Irian Jaya, hingga akhirnya ditetapkan UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. 

Kata Papua ini memiliki arti rambut keriting dari bahasa melayu. Sehingga dengan sebutan tersebut sudah mencerminkan secara nyata masyarakat Papua yang khas dengan rambut keriting mereka.

5 Suku di Papua

Papua yang kental dengan tradisi serta adat istiadat mereka, tidak terelakkan dengan keberagaman suku yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah suku yang tersebar di setiap kabupatennya.

Provinsi Papua sendiri terdiri dari 29 kabupaten. Dengan kabupaten Sarmi yang terdata memiliki suku terbanyak di dalamnya. Mulai dari suku Baso, suku Babe hingga suku Masimasi. 

Sedangkan kabupaten yang memiliki suku sedikit di dalamnya adalah kabupaten Jayawijaya. Menurut wikipedia, kabupaten ini hanya terdapat suku Nduga, suku Walak dan suku Hugula didalamnya.

Apa saja suku yang ada di Papua? berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Suku Asmat

Sesuai dengan namanya, suku Asmat ini berada di Kabupaten yang tentunya memiliki ciri khas mereka sendiri.

Suku Asmat. Sumber: google.com
Suku Asmat. Sumber: google.com

Suatu hal yang sudah dipastikan bahwa setiap suku memiliki rumah dan pakaian adat khas masing-masing. Untuk suku Asmat ini terkenal dengan rumah adatnya yang disebut dengan rumah Jew atau rumah Bujang.

Sedangkan secara bahasa suku Asmat, kata Jew disini memiliki arti “roh” atau “spirit”. Maka Jew secara keseluruhan berarti jiwa atau sukma yang menggerakkan dan menghidupkan kehidupan bersama.

Lalu mengapa disebut juga sebagai rumah Bujang? alasan dibalik penyebutan rumah Bujang ini ternyata karena rumah adat yang dihuni oleh kaum laki-laki yang belum menikah.

Rumah ini dibangun oleh mereka menggunakan bahan-bahan alami yang langsung diambil dari alam. Dengan dinding dan atap mereka terbuat dari daun sagu dan nipah. Sedangkan pondasi rumah mereka menggunakan kayu besi yang terbukti kokoh.

Selain itu, keunikan rumah Jew juga terletak dalam media penyambung antar kayunya. Mereka tidak menggunakan paku besi melainkan akar rotan dan tali.

Sementara untuk pakaian adat suku Asmat memiliki nama Rumbai-rumbai. Dengan rincian bagi kaum pria memakai hiasan kepala rompi, celana rumbai, dan hiasan kalung yang berupa gigi, tulang hewan, dan kerang.

2. Suku Amungme

Suku amungme. Sumber: google.com
Suku amungme. Sumber: google.com

Suku Amungme ini juga dikenal sebagai suku Amui atau Hamung. Masyarakat suku ini berada di wilayah Pegunungan Jayawijaya. Dengan jumlah populasi sekitar 3.500 jiwa.

Suku ini memiliki bahasa sendiri yang mereka gunakan sehari-hari. Bahasa ini mereka sebut sebagai bahasa Uhunduni, yang terbagi dengan beberapa dialek seperti Amung, Damal, dan Enggi Pilu.

Sedangkan dengan pakaian adat mereka untuk kaum laki-laki memakai koteka yang terbuat dari kulit buah labu yang telah dikeringkan. Untuk kaum perempuan menggunakan rok atau cawat yang terbuat dari serat kulit kayu.

3. Suku Dani

Suku Dani ini bisa ditemukan di pegunungan tengah Papua yakni Lembah Baliem. Dengan ketinggian lembah itu terdapat di 1.650 meter di atas permukaan laut.

Sama seperti suku lainnya, suku Dani memiliki kebiasaan yang unik. Salah satunya adalah kebiasaan mandi mereka yang unik.

Dimana mereka menyukai mandi di siang hari saat matahari sudah tinggi. Hal ini dikarenakan suku Dani yang tinggal di dekat Sungai Baliem dengan suhu udara di siang hari terasa hangat dan tidak sedingin pagi hari.

Lalu apa yang mereka lakukan di pagi hari? mereka biasanya menggunakan waktu tersebut untuk bekerja. Dengan beraktivitas di kebun menanam keladi dan ubi jalar.

4. Suku Korowai

Suku korowai ini bagaikan suku terisolasi, karena sampai tahun 1970 lalu suku ini tidak mengetahui eksistensi manusia lain diluar suku mereka. Terlebih suku Korowai ini juga hidup bertengger di kanopi hutan yang paling jarang dijelajahi di dunia.

Rumah suku korowai. Sumber: google.com
Rumah suku korowai. Sumber: google.com

Tetapi kenapa suku ini termasuk dalam suku yang ingin Kami kenalkan pada Anda? karena rumah adat mereka yang khas. Dimana rumah mereka di bangun di atas pohon sehingga disebut juga sebagai rumah tinggi.

Bahkan diantaranya ada yang mencapai ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan tanah.

5. Suku Muyu

Seperti dengan namanya, suku Muyu ini mendiami daerah sekitar Sungai Muyu yang terletak di sebelah timur Laut Merauke. Suku ini dikenal juga sebagai suku pedalaman yang paling pintar.

Hal ini diperkuat pada sebuah data yang menunjukkan bahwa dari 1.800 Pegawai Negeri sipil 45% diantaranya berasal dari masyarakat Muyu serta mayoritas posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel diduduki oleh masyarakat suku Muyu.

Berbeda dengan kebanyakan suku di Papua, suku Muyu terbilang suku yang sangat menghargai pendidikan. 

Sedangkan untuk rumah adat yang mereka tinggali adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu dan daun nibung. Mereka menjalani kehidupan dengan berburu, memelihara hewan ternak dan berkebun.

Nah itulah kelima suku dari banyaknya suku yang ada di Papua. Kami harap dengan adanya artikel ini bisa menambah referensi Anda dalam mengenal suku apa saja yang ada di Papua.

Terimakasih sudah menyimak hingga akhir!

Tinggalkan komentar